foto : Seorang pria/Salwan momika yang melakukan pembakaran Alquran di Swedia tewas di tembak.saat live tiktok.
Kalbar,Wartaglobal.id,Swedia-Salwan Momika, seorang pengungsi Irak berusia 38 tahun yang dikenal sebagai aktivis anti-Islam, ditemukan tewas di apartemennya di Södertälje, Swedia, pada Rabu malam, 29 Januari 2025. Södertälje adalah kota yang terletak sekitar 40 kilometer barat daya Stockholm.
Momika tiba di Swedia pada tahun 2018 dan memperoleh izin tinggal sementara pada tahun 2021. Ia menjadi sorotan internasional pada tahun 2023 setelah melakukan serangkaian aksi pembakaran dan penodaan Al-Qur'an di Stockholm, yang memicu protes keras di berbagai negara mayoritas Muslim. Tindakannya tersebut menimbulkan ketegangan diplomatik antara Swedia dan negara-negara Muslim, termasuk Irak yang meminta ekstradisinya untuk diadili.
Pada Oktober 2023, Badan Migrasi Swedia mencabut izin tinggal Momika dengan alasan bahwa ia memberikan informasi palsu dalam permohonan suakanya. Meskipun demikian, deportasinya ke Irak ditunda karena kekhawatiran atas keselamatannya di sana. Pada Maret 2024, Momika meninggalkan Swedia menuju Norwegia untuk mencari suaka, namun ditangkap oleh otoritas Norwegia dan dideportasi kembali ke Swedia pada April 2024.
Pada 29 Januari 2025, Momika ditemukan tewas di apartemennya di Södertälje. Menurut laporan awal, ia ditembak mati saat sedang melakukan siaran langsung di TikTok. Seorang penonton yang menyaksikan siaran tersebut merasa khawatir dan melaporkannya ke polisi. Namun, belum ada konfirmasi resmi apakah kematiannya terekam dalam siaran tersebut. Polisi Swedia telah menangkap lima tersangka yang berusia antara 20 hingga 60 tahun terkait dengan insiden ini. Beberapa di antaranya diketahui tinggal di lingkungan yang sama dengan Momika. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung untuk menentukan motif dan detail kejadian.
Kematian Momika menimbulkan berbagai reaksi di Swedia dan internasional. Beberapa pihak melihatnya sebagai akibat dari tindakan provokatifnya, sementara yang lain menganggapnya sebagai serangan terhadap kebebasan berekspresi. Kasus ini menyoroti ketegangan yang terus berlangsung antara kebebasan berbicara dan penghormatan terhadap keyakinan agama, serta tantangan yang dihadapi negara-negara Eropa dalam menangani isu-isu sensitif semacam ini.
Pemerintah Swedia telah menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menegaskan komitmennya untuk melindungi kebebasan berekspresi sambil memastikan keamanan semua warganya. Mereka juga menekankan pentingnya dialog dan saling menghormati dalam masyarakat yang beragam.
Sementara itu, komunitas Muslim di Swedia dan internasional menyerukan agar insiden ini dijadikan momentum untuk meningkatkan pemahaman antaragama dan mencegah tindakan provokatif yang dapat memicu kekerasan.
Penyelidikan atas kematian Salwan Momika masih berlangsung, dan pihak berwenang diharapkan akan memberikan informasi lebih lanjut seiring dengan perkembangan kasus ini.(Kzn)
Sumber: LATERCERA
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment