Tradisi Meriam Karbit Pontianak Terancam! Upaya Penyelamatan di Tengah Krisis Biaya dan Bahan Baku - Warta Global Kalbar

Mobile Menu

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Tradisi Meriam Karbit Pontianak Terancam! Upaya Penyelamatan di Tengah Krisis Biaya dan Bahan Baku

Friday, 21 March 2025

Program ‘Bapak Asuh’ Jadi Solusi Pertahankan Permainan Meriam Karbit


Kalbar.WARTAGLOBAL.id, Pontianak – Dentuman meriam karbit yang selama ini menggema di sepanjang Sungai Kapuas setiap malam takbiran kini menghadapi tantangan besar. Tradisi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kota Pontianak sejak 2016 ini terancam redup akibat mahalnya biaya pembuatan serta sulitnya mendapatkan bahan baku.

Jumlah kelompok meriam karbit turun drastis dalam setahun terakhir. Jika pada 2024 masih ada 41 kelompok dengan 249 meriam, kini hanya tersisa 30 kelompok dengan 184 meriam. Penurunan ini terjadi karena mahalnya biaya operasional serta semakin langkanya kayu balok, bahan utama pembuatan meriam karbit.

Ketua Forum Meriam Karbit, Fajriudin, mengungkapkan bahwa salah satu solusi yang tengah diupayakan adalah program "Bapak Angkat"—di mana pihak-pihak tertentu, baik dari pemerintah, swasta, maupun individu, dapat membantu mendanai kelompok-kelompok meriam karbit agar tetap bisa berpartisipasi.

"Kami berharap dengan adanya 'Bapak Angkat', kelompok-kelompok meriam karbit bisa mendapatkan dukungan finansial sehingga tradisi ini tetap bertahan," ujar Fajriudin dalam Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak, Rabu (19/3/2025).

Tak hanya soal pendanaan, kelangkaan bahan baku juga menjadi persoalan besar. Kayu mabang atau meranti yang biasanya digunakan semakin sulit didapat. Forum Meriam Karbit kini tengah berkoordinasi dengan aparat keamanan agar pengadaan kayu dari daerah hulu dapat lebih dipermudah, asalkan digunakan khusus untuk pembuatan meriam karbit.

Eksibisi Meriam Karbit 2025: Harapan Baru untuk Tradisi

Meski menghadapi berbagai tantangan, antusiasme masyarakat tetap tinggi untuk menyambut Eksibisi Meriam Karbit 2025, yang akan digelar pada 30 Maret mendatang, bertepatan dengan malam takbiran Idulfitri 1446 Hijriah. Sebanyak 30 kelompok meriam karbit akan tampil menghiasi Sungai Kapuas, membawa semarak khas Pontianak yang telah berlangsung sejak zaman dahulu.

Kepala Disdikbud Kota Pontianak, Sri Sujiarti, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan perlombaan, melainkan wujud pelestarian budaya.

"Tradisi ini adalah satu-satunya di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Kami ingin masyarakat tetap bisa menikmatinya setiap tahun," kata Sri.

Untuk menjaga keberlanjutan tradisi ini, panitia bahkan membuka peluang bagi masyarakat umum untuk mencoba langsung menyalakan meriam karbit dengan mengganti biaya karbit yang digunakan.

Apakah tradisi meriam karbit akan terus bertahan atau semakin tergerus oleh zaman? Semua bergantung pada kepedulian kita bersama.[AZ]

Editor:Bahri




KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment