Menelusuri Jejak Sejarah Kota Pontianak: Dari Kerajaan Hingga Kota Modern - Warta Global Kalbar

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Menelusuri Jejak Sejarah Kota Pontianak: Dari Kerajaan Hingga Kota Modern

Saturday, 24 August 2024


Pontianak,WARTA GLOBAL.id -Kota Pontianak, yang kini dikenal sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, memiliki sejarah panjang yang berawal dari berdirinya Kerajaan Pontianak pada akhir abad ke-18. Didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1771, Pontianak telah berkembang dari sebuah kerajaan kecil di tepi Sungai Kapuas menjadi salah satu kota penting di Indonesia.

Menurut catatan sejarah, Sultan Syarif Abdurrahman mendirikan Pontianak di lokasi yang kini dikenal sebagai Kampung Beting. Beliau memilih tempat tersebut setelah melakukan pelayaran dari Mempawah, di mana ia melihat potensi strategis wilayah ini sebagai pusat perdagangan di Kalimantan. Lokasi kota yang berada di pertemuan Sungai Kapuas, Sungai Landak, dan Sungai Kapuas Kecil, menjadikannya ideal untuk mengontrol jalur perdagangan di sepanjang sungai.

Kisah pendirian kota ini tak lepas dari legenda mistis yang menyertainya. Konon, Sultan Syarif Abdurrahman dan pengikutnya harus mengusir hantu-hantu atau "pontianak" yang menghuni daerah tersebut sebelum dapat mendirikan permukiman. Legenda ini diyakini menjadi asal mula nama kota ini.

Dalam perkembangan selanjutnya, Pontianak menjadi pusat perdagangan yang ramai, terutama karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan antara Nusantara dan Semenanjung Malaya. Selama masa kolonial Belanda, Pontianak tumbuh sebagai kota pelabuhan penting, di mana berbagai komoditas seperti rempah-rempah, karet, dan hasil hutan diekspor ke luar negeri.

Pada masa pendudukan Jepang, Pontianak mengalami masa kelam dengan terjadinya peristiwa pembantaian massal yang dikenal sebagai "Peristiwa Mandor". Ribuan penduduk, terutama para tokoh masyarakat dan intelektual, menjadi korban dalam operasi militer Jepang tersebut. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Pontianak dan menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan kota ini.

Setelah Indonesia merdeka, Pontianak berkembang pesat menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Kalimantan Barat. Sejumlah bangunan bersejarah, seperti Keraton Kadriah, Masjid Jami' Sultan Syarif Abdurrahman, dan Tugu Khatulistiwa, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota ini. Hingga kini, Pontianak tetap menjaga warisan budayanya, sambil terus beradaptasi dengan modernisasi.

Di tengah kemajuan yang terus dicapai, masyarakat Pontianak tetap menghormati dan merayakan warisan sejarah kota mereka. Berbagai perayaan seperti Festival Khatulistiwa dan Hari Jadi Kota Pontianak menjadi momen penting untuk mengenang perjalanan panjang kota ini, dari sebuah kerajaan kecil hingga menjadi kota modern yang dinamis. Dengan memadukan sejarah dan perkembangan masa kini, Pontianak terus bergerak maju, sambil tetap menjaga identitas dan warisan budayanya.
( Sy ).



KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment