Wartaglobal.id,Batam– Hubungan antara nelayan Indonesia dan otoritas perairan Singapura kembali memanas setelah video yang menunjukkan perlakuan keras dari polisi perairan Singapura terhadap nelayan asal Batam viral di media sosial. Video tersebut, yang diunggah oleh akun @Gojekmilitan, memicu kemarahan publik dan perhatian dari berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah.
Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik tersebut, kapal polisi Singapura tampak berpatroli di wilayah perbatasan. Nelayan Batam yang berada di lokasi mengaku mendapat perlakuan intimidasi yang mengancam keamanan mereka. Tulisan di video itu menyoroti "Jahatnya Perlakuan Polisi Perairan Singapura pada Nelayan Batam di Perbatasan."
Menanggapi insiden tersebut, otoritas Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menyatakan akan menyelidiki lebih lanjut. “Kami sedang mengumpulkan bukti dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan hak nelayan kita terlindungi,” kata seorang pejabat KKP.
Wilayah perbatasan perairan antara Indonesia dan Singapura memang sering menjadi titik sensitif. Pakar hukum laut internasional, Prof. Dian Kartika, menjelaskan bahwa sengketa perbatasan sering kali melibatkan isu zona ekonomi eksklusif (ZEE). “Penting bagi kedua negara untuk memperkuat dialog dan menyelesaikan sengketa perbatasan demi menghindari konflik yang lebih besar,” jelasnya.
Tagar #DukungNelayanBatam mulai ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak warganet menyerukan solidaritas untuk para nelayan yang berjuang di tengah tantangan ekonomi dan keamanan perbatasan.
Pihak Singapura sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, pengamat politik Asia Tenggara menilai ini sebagai momen penting bagi kedua negara untuk menegakkan prinsip hubungan diplomatik yang saling menguntungkan*KZN*.
Sumber: Batampost