Kalbar.WARTAGLOBAL.id-Dalam kehidupan, ada orang-orang yang sering
kita anggap sepele—mereka yang bekerja di balik layar, tanpa sorotan, tanpa pujian. Namun, justru dari merekalah kenyamanan kita tercipta. Pernahkah kita menyadari keberadaan mereka?
Pada masa Rasulullah ﷺ, ada seorang wanita berkulit hitam yang dikenal sebagai Umm Mihjan. Nama aslinya adalah Kharaqa R.A. Ia adalah seorang wanita miskin dan tubuhnya lemah. Namun, ia menyadari tanggung jawabnya terhadap agamanya dan masyarakat Islam secara keseluruhan.
Karena itu, ia selalu membersihkan sampah dan dedaunan dari masjid dengan menyapu dan membuangnya ke tempat sampah. Ia senantiasa menjaga kebersihan rumah Allah, karena masjid memiliki peran penting dalam Islam. Ia tidak pernah meremehkan pentingnya membersihkan sampah demi menciptakan lingkungan yang nyaman bagi Rasulullah ﷺ dan para sahabat untuk bermusyawarah.
Umm Mihjan R.A terus menjalankan tugasnya hingga ajal menjemputnya pada masa Rasulullah ﷺ.
Ketika ia meninggal, para sahabat membawa jenazahnya setelah malam tiba dan mendapati bahwa Rasulullah ﷺ sedang tidur. Mereka tidak ingin membangunkan beliau, sehingga mereka melaksanakan shalat jenazah dan menguburkannya.
Suatu hari, Rasulullah ﷺ bertanya, “Ke mana perginya wanita yang biasa membersihkan masjid itu?”
Salah seorang sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah ﷺ, wanita itu telah meninggal pada malam hari, maka kami telah menshalatkannya dan menguburkannya.”
Para sahabat mengira bahwa tidak perlu memberi tahu Rasulullah ﷺ tentang kematiannya karena ia hanyalah seorang wanita tua.
Mendengar hal itu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Mengapa kalian tidak memberitahuku sebelumnya?” Dengan hati yang berat, Rasulullah ﷺ kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Tunjukkan kepadaku di mana makamnya.” Lalu beliau pergi ke kuburannya dan mendoakannya.
Umm Mihjan R.A mendapat perhatian dari Rasulullah ﷺ hingga wafatnya. Bahkan, Rasulullah ﷺ menegur para sahabat karena tidak memberitahunya tentang kematiannya sehingga beliau bisa mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Lebih dari itu, beliau segera pergi ke kuburannya untuk mendoakannya, agar Allah menerangi kuburnya dengan doa beliau.
Sahih Bukhari - 458, 1337; Sahih Muslim - 956
Pelajaran yang Bisa Diambil:
1. Jangan meremehkan suatu amal, sekecil apa pun itu. Jangan menganggap remeh perbuatan baik, meskipun tampak sederhana. Apapun kondisimu, bagaimanapun ekonomimu kamu harus berjuang kepada agama semanpumu.
2. Rasulullah meski orang besar, beliau selalu peduli dengan lingkungan sekitar, ketika tetangganya lama tidak terlihat Rasulullah berusaha menjenguknya, ketika Nabi memasak kambing dan baunya tercium tetangga Rasulullah mengirimkan semangkuk sup kambing meskipun tetangganya Yahudi. Berbeda dengan kita hari ini yang individualistis, belum tentu Bos kenal dengan Clening Servisnya. Banyak tokoh publik berziarah atau nyumbang ke pihak tertentu niatnya hanya cari muka saja, “ini lo saya orang baik.” Berbeda dengan Nabi.jum,at barokah(MUL)

KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment