
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah, Ismail. Dalam sambutannya, Ismail menekankan bahwa bedah buku bukan sekadar agenda akademik, tetapi juga ruang refleksi dan pemantik diskusi untuk memperkuat budaya literasi.
“Bedah buku adalah kegiatan untuk menggali isi, memberikan penilaian, dan masukan terhadap buku. Ini bagian dari upaya mengasah daya nalar, berpikir kritis, analitis, dan sistematis,” ujar Ismail.
Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap karya almarhum Ellyas Suryani Soren yang dinilainya memiliki kontribusi besar dalam mendokumentasikan sejarah daerah.
“Almarhum Ellyas adalah sosok yang sederhana, rendah hati, seorang ASN, seniman, sekaligus pegiat literasi. Karyanya sangat penting dan patut menjadi referensi bagi generasi muda,” tambah Ismail.
Ismail berharap buku ini bisa menjadi bahan bacaan yang diperkenalkan secara luas, bahkan masuk ke kurikulum di sekolah dasar hingga menengah. Ia juga mendorong lahirnya lebih banyak karya-karya sejarah dan budaya lokal dari para penulis muda di Kabupaten Mempawah.
Sementara itu, Ketua Panitia Nurmala menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan koleksi unggulan perpustakaan daerah sekaligus membangkitkan minat baca di kalangan generasi muda.
“Bedah buku ini dilaksanakan secara luring, diikuti oleh 62 peserta yang terdiri dari 20 mahasiswa dan 40 pelajar SMA sederajat di Kabupaten Mempawah,” ungkap Nurmala.
Kegiatan ini turut dihadiri sejumlah pejabat daerah seperti Kadis Kominfo Rudi, Kepala BPKAD Irnawati, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Raja Fajar Azansyah, serta para narasumber dan peserta.
Dengan semangat menggali warisan sejarah dan literasi lokal, kegiatan bedah buku ini diharapkan menjadi momentum penting dalam mendorong kecintaan terhadap buku serta pelestarian nilai-nilai sejarah Mempawah di kalangan generasi penerus[AZ]
Editor:[Bahri]

KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment