Pengakuan Berbeda dan Bukti Baru: Misteri Kematian Balita di Singkawang Terus Diusut - Warta Global KALBAR

Mobile Menu

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

Pengakuan Berbeda dan Bukti Baru: Misteri Kematian Balita di Singkawang Terus Diusut

Sunday, 15 June 2025


Kalbar.WARTAGLOBAL.id
, Singkawang – Kasus tragis meninggalnya balita bernama Rafa Fauzan (1 tahun 11 bulan) yang sebelumnya dilaporkan hilang di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, memasuki babak baru setelah Polres Singkawang berhasil menangkap terduga pelaku berinisial AB.

AB, seorang pria dewasa, diamankan pada Sabtu malam, 14 Juni 2025, di kawasan Pasar Hongkong, tepatnya di Jalan Budi Utomo, usai identitas dan keberadaannya berhasil dilacak oleh Satuan Reserse Kriminal Polres Singkawang.

Kapolres Singkawang melalui Kasatreskrim AKP Deddi Sitepu membenarkan penangkapan tersebut dan menyebutkan bahwa pihaknya kini tengah mendalami peran dan motif pelaku.

Ditemukan Meninggal di Depan Masjid

Rafa Fauzan ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di depan pintu Masjid Jami Husnul Khatimah, Jalan Veteran, Kelurahan Sekip Lama, Singkawang Tengah, pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelumnya, korban dilaporkan hilang sejak Selasa siang, 10 Juni 2025.

Kematian bocah malang itu menyisakan banyak tanda tanya, terlebih setelah muncul perbedaan mencolok antara pengakuan pelaku dengan barang bukti yang berhasil diamankan polisi.

Pengakuan yang Janggal dan Bukti yang Mengundang Curiga

Dalam sebuah video pengakuan yang beredar di media sosial pada Minggu dini hari, 15 Juni 2025, AB menyatakan bahwa dirinya tidak berniat membunuh korban. Ia mengklaim hanya ingin "bersedekah ke masjid" dan menyebut tindakan membekap mulut korban menggunakan tangan kosong sebagai penyebab kematian balita tersebut.

"Saya tutup mulutnya pakai tangan. Tidak pakai alat, pakai tangan saja," ucap AB dalam video tersebut saat ditanyai oleh personel Satreskrim Polres Singkawang.

Namun, polisi menemukan barang bukti yang memunculkan dugaan lain: sebuah sepeda tua dengan keranjang rusak dan sebuah celurit. Dua benda ini menciptakan misteri baru—karena tidak sesuai dengan keterangan awal pelaku.

AB mengaku menggunakan sepeda tersebut untuk membawa Rafa, meletakkannya di keranjang yang sudah rusak. “Kepala tidak dipukul, mungkin karena keranjang sepeda itu,” ungkapnya.

Penyelidikan Terus Berlanjut Meski Tanpa Autopsi

Penyelidikan mendalam terus dilakukan oleh pihak kepolisian. AKP Deddi Sitepu menyebut, sejumlah barang bukti seperti pakaian korban dan sidik jari yang ditemukan di lokasi kejadian kini tengah dianalisa.

"Baju yang ditemukan sudah kami cocokkan dengan keterangan dari saksi, termasuk pengasuh korban. Itu memang pakaian yang dikenakan korban saat dinyatakan hilang," jelasnya.

Namun, upaya menguak penyebab pasti kematian korban sedikit terhambat lantaran pihak keluarga menolak proses autopsi, meski telah disarankan pihak kepolisian.

“Kami menghormati keputusan keluarga yang telah mengikhlaskan, namun tetap melanjutkan penyelidikan demi keadilan,” tegas AKP Deddi.

Publik Menanti Kepastian

Tragedi ini mengguncang masyarakat Singkawang dan nasional. Banyak yang bertanya-tanya: apakah pengakuan pelaku mencerminkan kebenaran? Atau ada fakta yang masih tersembunyi di balik kematian tragis Rafa?

Polres Singkawang memastikan bahwa penyelidikan tidak akan berhenti sampai kebenaran terungkap. Dengan bukti-bukti yang mulai mengerucut, publik kini menunggu penjelasan akhir dari kasus memilukan ini.[AZ]


Editor:Bahri



KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment