
Peristiwa haru ini terjadi sekitar pukul 12.30 WITA. Saat itu, suasana masjid dipenuhi jamaah yang menyimak khutbah beliau yang sarat semangat dan ajakan kembali pada tauhid. Di tengah khutbah pertama, beliau tampak begitu berapi-api menyampaikan pesan keimanan. Namun, setelah memasuki khutbah kedua dan sempat duduk sejenak, beliau tiba-tiba terduduk lemas dan ambruk di atas mimbar.
Petugas masjid dan jamaah langsung bergerak cepat, membawanya ke RSU Bahagia yang terletak tidak jauh dari lokasi. Sayangnya, takdir berkata lain. Dokter menyatakan Ustadz Yahya Waloni telah wafat tak lama setelah tiba di rumah sakit.
Menurut penuturan sang istri, Fifil, almarhum memang sempat mengeluhkan pusing dalam beberapa hari terakhir. Beliau juga memiliki riwayat jantung bengkak, namun tetap memaksakan diri untuk memenuhi undangan khutbah Jumat karena merasa memiliki tanggung jawab dakwah yang besar.
“Beliau sempat bilang kepalanya sering pusing, tapi tidak mau istirahat. Katanya, selagi bisa bicara tentang Allah, itu lebih menyembuhkan daripada obat,” ujar Fifil dengan suara lirih, menahan tangis.
Jenazah almarhum direncanakan akan dibawa ke Jakarta untuk dimakamkan di sana. Saat ini, keluarga tengah berkoordinasi dengan pihak pengurus masjid dan otoritas penerbangan untuk pengurusan lebih lanjut.
Kabar wafatnya Ustadz Yahya Waloni menyebar cepat di media sosial. Ucapan duka dan doa dari para tokoh, sahabat, dan umat Islam dari berbagai penjuru pun mengalir deras. Banyak yang menyebut, beliau wafat dalam keadaan husnul khatimah — berpulang kepada Allah dalam kondisi berdakwah, di hari Jumat yang mulia, di rumah-Nya.
Tentang Ustadz Yahya Waloni
Ustadz Yahya Waloni dikenal luas karena kisah konversinya dari pendeta Kristen menjadi mualaf. Ia kemudian menempuh pendidikan Islam dan menjadi salah satu pendakwah kontroversial namun dicintai oleh sebagian umat karena keberaniannya dalam menyampaikan kebenaran menurut keyakinannya.
Selama hidupnya, beliau aktif berdakwah ke berbagai daerah di Indonesia, sering mengisi ceramah di masjid, televisi, maupun media daring. Meski kerap menuai kritik, tak sedikit pula yang terinspirasi oleh semangat hijrahnya dan kegigihannya membela ajaran tauhid.
Selamat Jalan, Ustadz Yahya Waloni
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadahnya, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkannya di surga tertinggi bersama para nabi dan orang-orang saleh.
“Sebaik-baik manusia adalah yang wafat dalam keadaan beramal saleh.”
(HR. Ahmad)
Editor:[Bahri]

KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment