Kalbar.WARTAGLOBAL.id , Ketapang – Pemadaman listrik yang terjadi secara meluas di wilayah Ketapang dan Kayong Utara telah memicu kerugian besar bagi masyarakat, terutama pengusaha kecil. Salah satu yang paling terdampak adalah Daeng Sul, pemilik usaha kolam ikan di Desa Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara. Ia mengalami kerugian hingga Rp20 juta setelah ribuan ikan peliharaannya mati akibat ketiadaan pasokan oksigen selama pemadaman listrik.
Pemadaman listrik tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut, yaitu pada Senin (23/12) dari pukul 15.30 hingga 00.15 WIB dan dilanjutkan pada Selasa (24/12) dari pukul 23.00 hingga 08.30 WIB. Daeng Sul menyampaikan kekecewaannya atas situasi ini. “Saya sangat kecewa. Ikan-ikan saya mati semua karena tidak ada oksigen. Saya menggantungkan hidup dari usaha ini, dan sekarang saya kehilangan banyak,” ungkapnya dengan nada sedih.
Tak hanya Daeng Sul, pemadaman listrik ini juga berdampak pada warga lain di Satong yang merasa aktivitas sehari-hari mereka terganggu. Warga mengeluhkan kurangnya pemberitahuan dari pihak PLN sebelum pemadaman terjadi. “Kami merasa kesal karena pemadaman ini sering terjadi tanpa ada pemberitahuan. Tidak ada persiapan yang bisa kami lakukan,” ujar salah seorang warga setempat.
Hari ini, Daeng Sul berencana mendatangi kantor PLN UP3 Ketapang untuk meminta pertimbangan dan kompensasi atas kerugian yang dialaminya. Ia berharap PLN mau bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh gangguan jaringan listrik tersebut. “Saya hanya berharap ada ganti rugi yang layak atas apa yang saya alami,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PLN UP3 Ketapang belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab gangguan atau langkah yang akan diambil. Gangguan pada jaringan listrik ini disebut sebagai faktor utama pemadaman, namun masyarakat mengharapkan respons yang lebih cepat dan transparan dari pihak PLN untuk mengatasi masalah tersebut.
Masyarakat mendesak PLN meningkatkan kualitas pelayanannya dan memberikan solusi yang konkret untuk mencegah kejadian serupa terulang. “Kami tidak hanya meminta listrik stabil, tetapi juga tanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat pelayanan yang buruk,” tegas salah seorang warga. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa stabilitas listrik merupakan kebutuhan mendasar yang tak bisa diabaikan.[AZ]
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment