Pj Wako Minta Dinas Terkait Pantau Lapangan
Kalbar.WARTAGLOBAL.id , Pontianak – Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, meminta dinas terkait untuk mengantisipasi penyebaran virus flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dalam rapat koordinasi (rakor) inflasi bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang berlangsung secara virtual pada Senin (16/12/2024), Edi menegaskan pentingnya pengawasan terhadap suplai daging babi dan kesehatan hewan ternak di Kota Pontianak. Langkah ini dilakukan untuk mencegah potensi ancaman terhadap masyarakat.
“Kita harus waspada. Saya minta dinas terkait terus memantau di lapangan, baik ternak yang dipotong di Pontianak maupun suplai daging yang masuk dari luar. Jangan sampai membahayakan masyarakat,” ujar Edi. Beberapa upaya strategis yang telah disiapkan Pemkot Pontianak meliputi pengawasan lalu lintas hewan, peningkatan tindakan karantina, serta pengujian kesehatan terhadap ternak babi yang berpotensi terpapar ASF.
Selain pengawasan teknis, Edi juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan penyebaran virus flu babi. Menurutnya, edukasi ini tidak hanya ditujukan untuk para peternak, tetapi juga pelaku usaha pengolahan daging dan masyarakat luas. "Dengan langkah ini, kita bisa meminimalkan risiko penyebaran virus sekaligus menjaga keamanan pasokan daging selama periode Nataru," tambahnya.
Tak hanya membahas flu babi Afrika, rakor tersebut juga menyoroti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Pontianak. Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid, menyampaikan bahwa integrasi RDTR dengan sistem Online Single Submission (OSS) menjadi langkah terakhir dalam proses perizinan. Edi menyambut baik hal ini karena perizinan yang transparan diharapkan dapat mendorong investasi dan memperkuat perekonomian lokal.
Di sisi lain, Edi juga menyoroti tantangan terkait inflasi, terutama ketersediaan bawang merah. Ia mengungkapkan bahwa 80 persen wilayah di Indonesia sedang mengalami kekurangan stok bawang merah. Namun, Pemkot Pontianak berupaya memastikan stabilitas harga dengan menggelar operasi pasar murah di enam kecamatan. Operasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk PT Bulog, Bank Indonesia, dan kelompok tani lokal. “Masyarakat tidak perlu khawatir, karena kita terus memantau stok dan fluktuasi harga bahan pokok,” imbuhnya.
Menjelang akhir tahun, Pemkot Pontianak juga mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem. Tim Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Pontianak dijadwalkan melakukan peninjauan ke beberapa distributor pangan untuk memastikan ketersediaan stok. Selain itu, personel dan peralatan darurat telah disiapkan untuk menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir. “Kami pastikan semuanya siap, baik dari segi alat, personel, maupun anggaran,” pungkas Edi.[Junaidi]
Editor:[AZ]
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment