
Kalbar.WARTAGLBAL.id, Pontianak – Hubungan antara pemerintah dan media di Kalimantan Barat mendadak memanas. Pasalnya, Gubernur Kalbar Ria Norsan melontarkan ucapan yang dinilai merendahkan profesi wartawan, khususnya media online, saat memberikan sambutan pada acara pembukaan HUT ke-6 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalbar.
Dalam pidatonya yang disampaikan di hadapan puluhan jurnalis dari berbagai media, Norsan menyebut media online sebagai “wartawan bodrex”. Ucapan tersebut sontak membuat suasana acara yang semula penuh semangat kebersamaan menjadi tegang.
Bagi banyak awak media yang hadir, sindiran itu tidak hanya menyinggung secara pribadi, tetapi juga mencederai marwah profesi jurnalis. “Sungguh tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin yang memiliki etika komunikasi yang baik. Ucapan ini jelas melukai hati kami,” ujar salah satu wartawan senior yang hadir di lokasi, dengan nada kecewa.
Seorang tokoh pendidikan dari Universitas Tanjungpura, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk komunikasi publik yang buruk.
“Seharusnya seorang pejabat publik memilih kata yang lebih bijak. Kalau pun ada ketidakpuasan terhadap pemberitaan, selesaikan melalui mekanisme klarifikasi, bukan menyerang profesi di depan umum. Mungkin saja beliau risih dengan maraknya pemberitaan korupsi yang melibatkan namanya, tapi membawa emosi pribadi ke panggung publik adalah tindakan yang keliru,” tegasnya.
Pernyataan “wartawan bodrex” ini cepat menyebar di kalangan insan pers Kalbar dan memicu gelombang kritik. Beberapa jurnalis menyebut ucapan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap kerja keras wartawan, yang selama ini berjibaku di lapangan demi menyampaikan informasi kepada publik.
Organisasi profesi seperti Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kota Pontianak dan Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Kalbar dikabarkan akan menggelar rapat internal untuk membahas sikap resmi atas insiden ini. Beberapa pihak bahkan mendorong agar Gubernur segera mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka demi meredakan ketegangan.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Ria Norsan belum memberikan tanggapan resmi. Namun, para pelaku media berharap insiden ini menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali komitmen saling menghormati antara pemerintah dan insan pers, demi terjaganya iklim demokrasi dan kebebasan berpendapat di Kalimantan Barat.[AZ]
No comments:
Post a Comment