Tel Aviv,WARTAGLOBAL.id — Ketegangan antara Israel dan Lebanon memuncak setelah jet tempur Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Lebanon pada Jumat dini hari. Berdasarkan laporan dari BBC, lebih dari 100 bom dijatuhkan dalam serangan ini, yang diklaim Israel sebagai respons atas serangkaian serangan roket yang diluncurkan kelompok militan dari Lebanon ke wilayah utara Israel.
Latar Belakang dan Eskalasi Terbaru
Serangan ini terjadi setelah beberapa hari ketegangan meningkat, dengan kelompok bersenjata di Lebanon yang berulang kali menembakkan roket ke Israel. Menurut sumber dari The Guardian, Israel menuduh kelompok Hizbullah di Lebanon berada di balik serangan tersebut dan menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan basis-basis operasi yang diduga digunakan oleh kelompok militan untuk menyerang Israel. Juru bicara militer Israel menyebutkan bahwa serangan udara ini difokuskan pada infrastruktur penting yang diduga berfungsi sebagai pusat penyusunan strategi dan peluncuran serangan roket.
Kecaman dari Lebanon dan Reaksi Dunia Internasional
Pemerintah Lebanon langsung bereaksi dengan mengecam serangan ini sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan mereka. Presiden Lebanon memohon intervensi Dewan Keamanan PBB agar Israel segera menghentikan serangan. Berdasarkan laporan dari Al Jazeera, Lebanon juga menyebut serangan ini sebagai "agresi yang tidak dapat diterima" yang dapat membahayakan stabilitas regional.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh Reuters, menyatakan kekhawatiran mendalam atas eskalasi ini. Ia meminta agar kedua belah pihak "menunjukkan tahan diri maksimum" dan mendesak agar ketegangan tidak meningkat menjadi konflik bersenjata. Dewan Keamanan PBB dilaporkan akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas langkah-langkah diplomatik yang dapat diambil demi menekan konflik lebih lanjut di kawasan ini.
Kerusakan dan Dampak di Lapangan
Laporan dari CNN menyebutkan bahwa beberapa desa di Lebanon selatan mengalami kerusakan parah, termasuk pada infrastruktur transportasi dan jaringan listrik. Sejumlah warga di desa-desa perbatasan Lebanon dilaporkan panik akibat suara ledakan yang terus bergema sepanjang malam. Di sisi Israel, militer meningkatkan keamanan di perbatasan utara, sementara pemerintah menghimbau warga untuk tetap waspada.
Sampai saat ini, belum ada informasi resmi terkait jumlah korban jiwa maupun total kerusakan material yang diakibatkan oleh serangan ini. Media lokal di Lebanon melaporkan bahwa layanan darurat dan tim medis telah dikerahkan ke lokasi-lokasi yang terkena dampak paling parah.
Kekhawatiran akan Eskalasi Konflik
Peristiwa ini dikhawatirkan bisa menjadi pemicu bagi konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, terutama mengingat ketegangan yang terus berlangsung antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Menurut laporan dari New York Times, para analis internasional menyatakan bahwa ini adalah salah satu eskalasi terbesar di perbatasan Israel-Lebanon dalam beberapa tahun terakhir. Jika tidak segera ditangani melalui jalur diplomasi, situasi ini berpotensi memicu perang terbuka yang lebih luas.
Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Israel, menyatakan dukungannya terhadap Israel sambil mendorong adanya "penghentian kekerasan" di kawasan tersebut. Kementerian Luar Negeri AS mengungkapkan bahwa mereka tengah berdiskusi dengan sekutu-sekutu di kawasan untuk mendorong stabilitas dan menghindari jatuhnya korban lebih banyak.
Kesimpulan
Perkembangan ini menunjukkan kompleksitas dan ketidakstabilan yang terus membayangi kawasan Timur Tengah. Sejumlah negara di kawasan, serta masyarakat internasional, diharapkan dapat bekerja sama untuk memediasi situasi dan mencegah konflik terbuka. Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon masih dalam kondisi siaga tinggi, dan semua pihak kini menanti hasil pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB dalam upaya menurunkan eskalasi di wilayah tersebut.( Yusuf )
Editor : Bah
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment