Wartaglobal.id,Gaza– Hamas telah merilis daftar empat sandera Israel yang dijadwalkan akan dibebaskan pada Sabtu, sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang saat ini berlaku di Jalur Gaza. Langkah ini menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel, yang mencakup pembebasan puluhan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Keempat sandera yang akan dibebaskan adalah Liri Albag (19), Karina Ariev (20), Daniella Gilboa (20), dan Naama Levy (20), semuanya adalah tentara Israel yang diculik pada Oktober 2023 di dekat perbatasan Gaza. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) akan memantau proses pembebasan untuk memastikan keselamatan para sandera.
Tuntutan Keluarga dan Tekanan Internasional
Keluarga para sandera terus mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump untuk mengambil langkah lebih tegas demi pembebasan semua sandera yang tersisa. Hingga saat ini, sekitar 90 sandera lainnya masih berada dalam tahanan Hamas, dengan laporan yang mengkhawatirkan bahwa beberapa di antaranya mungkin telah meninggal selama masa penahanan.
“Kami membutuhkan tindakan nyata dari pemimpin kami untuk memastikan semua tawanan kembali dengan selamat,” ujar seorang anggota keluarga salah satu sandera dalam wawancara dengan media lokal.
Faktor yang Memperumit Gencatan Senjata di Gaza
Gencatan senjata di Gaza menghadapi tantangan yang tidak mudah, antara lain:
1. Keamanan Pasca Konflik: Jalur Gaza dipenuhi dengan bahan peledak yang tidak meledak, yang menimbulkan risiko besar bagi warga yang kembali ke rumah mereka. Situasi ini memperlambat proses rekonstruksi dan pemulihan wilayah.
2. Dinamika Politik: Negosiasi antara Hamas dan Israel sering kali terganggu oleh perbedaan pandangan internal di kedua pihak. Netanyahu, misalnya, dilaporkan menolak beberapa usulan pertukaran tahanan, sementara Hamas menetapkan syarat-syarat yang sulit dinegosiasikan.
3. Tekanan Internasional: Meskipun ada dukungan global untuk gencatan senjata, negara-negara sekutu seperti AS menghadapi dilema dalam mendukung Israel sekaligus menekan Hamas untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Sejak diberlakukannya gencatan senjata, bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza. Truk-truk bantuan membawa makanan, air bersih, obat-obatan, dan tenda untuk para pengungsi. Namun, banyak warga Gaza yang masih berjuang dengan kondisi kehidupan yang buruk akibat hancurnya infrastruktur.
“Bantuan ini sangat berarti, tetapi tidak cukup untuk menjawab kebutuhan jangka panjang,” kata seorang pekerja kemanusiaan dari PBB.
Pemerintah Israel menyambut baik rencana pembebasan empat sandera, tetapi tetap menuntut agar semua sandera yang masih ditahan dibebaskan tanpa syarat. Perdana Menteri Netanyahu telah berjanji untuk meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Hamas jika proses pembebasan sandera tidak dilanjutkan.
Namun, keputusan untuk melanjutkan pertukaran tahanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan domestik dari keluarga sandera, pertimbangan keamanan nasional, dan dinamika politik internal Israel.
“Prioritas kami adalah mengembalikan semua warga kami yang ditahan, tetapi kami juga harus memastikan tidak ada ancaman tambahan terhadap keamanan negara,” ujar seorang pejabat senior Israel.
(Kzn)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment