Kalbar WARTAGLOBAL.id- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam tiga kasus korupsi. Ia tidak sendiri, karena suaminya, Alwin Basri, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, turut terjerat dalam kasus ini. Dugaan korupsi yang melibatkan keduanya mencakup pengaturan proyek, pemotongan tunjangan ASN, hingga penerimaan suap dengan total nilai mencapai Rp6,15 miliar.
Salah satu kasus yang menjerat Mbak Ita dan suaminya adalah pengadaan meja dan kursi untuk sekolah dasar (SD) di Semarang pada tahun 2023. Dalam proyek tersebut, Alwin diduga mengintervensi proses pengadaan dengan menunjuk perusahaan tertentu sebagai penyedia barang. Sebagai imbalan, ia menerima uang sebesar Rp1,75 miliar, yang merupakan 10% dari nilai proyek tersebut. Praktik ini diduga dilakukan dengan persetujuan dan sepengetahuan Mbak Ita.
Selain itu, Alwin juga diduga menerima suap sebesar Rp2 miliar terkait pengaturan proyek penunjukan langsung di tingkat kecamatan pada tahun anggaran 2023. Fee ini diberikan sebagai bagian dari komitmen antara pejabat pemerintah daerah dan pihak swasta yang menginginkan proyek tanpa melalui proses lelang. KPK menilai bahwa praktik ini telah merugikan keuangan daerah dan mencederai prinsip transparansi dalam pengadaan barang dan jasa.
Tak hanya itu, Mbak Ita juga tersandung kasus pemotongan tunjangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia diduga memerintahkan pemotongan sebesar 10% dari anggaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta meminta tambahan uang dari Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Pemotongan ini dilakukan tanpa dasar hukum yang jelas dan disebut telah mengumpulkan dana sekitar Rp2,4 miliar dari pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Akibat perbuatannya, Mbak Ita dan suaminya diduga melanggar Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Beberapa pasal yang menjerat mereka antara lain Pasal 12 huruf a, b, f, serta Pasal 12B yang mengatur tentang suap dan gratifikasi. Saat ini, keduanya telah ditahan oleh KPK di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur, Cabang Rumah Tahanan KPK, untuk proses penyidikan lebih lanjut.
Sebelum penetapan sebagai tersangka, KPK telah melakukan penggeledahan di Kantor Wali Kota Semarang serta kediaman pribadi Mbak Ita. Selain itu, pencegahan ke luar negeri juga telah diberlakukan terhadap pasangan ini guna menghindari potensi pelarian. Penahanan mereka menjadi langkah tegas dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan pemerintahan daerah, sekaligus peringatan bagi pejabat lain agar tidak menyalahgunakan kewenangannya demi kepentingan pribadi.,ngeri juga uang meja belajar sekolah dasar pun di dikorupsi nya(MUL)

KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment