Polisi persilahkan Band Sukatani Edarkan kembali' lagi "Bayar,Bayar,Bayar" - Warta Global Kalbar

Mobile Menu

Top Ads

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Polisi persilahkan Band Sukatani Edarkan kembali' lagi "Bayar,Bayar,Bayar"

Sunday, 23 February 2025

Photo : Kombes,Pol Arianto Kadiv Humas Polda Jateng


Kalbar.WARTAGLOBAL.id-Musik telah lama menjadi sarana ekspresi yang kuat bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, kritik, hingga perasaan pribadi. Dalam banyak kasus, lagu-lagu yang mengangkat isu sosial atau politik sering kali mendapat perhatian besar karena mampu menggambarkan realitas yang dirasakan oleh banyak orang. Keberadaan lagu Bayar Bayar Bayar dari Sukatani yang sebelumnya sempat ditarik dari platform digital, kemudian diperbolehkan kembali, menunjukkan bagaimana seni bisa menjadi bagian dari dinamika sosial yang terus berkembang.


Kombes Pol Arianto: Ya Monggo saja kita menghargai Ekpresi yang memberi kritik membangun polri,itu menjadi teman bapak kapolri 


Dalam sejarah musik, banyak musisi yang menggunakan lirik mereka untuk menyuarakan keresahan publik terhadap kebijakan atau institusi tertentu. Dari lagu-lagu protes di era reformasi hingga kritik sosial dalam musik indie masa kini, kebebasan berekspresi dalam seni selalu menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Meski begitu, ekspresi seni juga kerap berhadapan dengan berbagai tekanan, baik dari pemerintah, institusi tertentu, maupun kelompok masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan pesan yang disampaikan.



Kasus Bayar Bayar Bayar mengingatkan kita bahwa tarik-menarik antara seni dan otoritas bukanlah hal baru. Di satu sisi, seniman memiliki hak untuk menyuarakan pandangan mereka tanpa intervensi. Di sisi lain, ada batasan-batasan tertentu, seperti ketentuan hukum atau norma yang berlaku, yang bisa menjadi alasan bagi pihak tertentu untuk membatasi peredaran sebuah karya. Pertanyaannya, sejauh mana kebebasan berekspresi dalam musik bisa dipertahankan tanpa harus berbenturan dengan kepentingan lain?


Keputusan untuk kembali mengizinkan lagu ini beredar bisa dilihat sebagai bentuk penghormatan terhadap kebebasan berkarya. Jika musik selalu dibatasi oleh tekanan atau rasa takut akan sensor, kreativitas bisa terhambat dan masyarakat kehilangan salah satu media penting untuk menyuarakan opini mereka. Namun, tetap penting bagi para musisi untuk memahami bahwa setiap karya memiliki konsekuensinya, terutama jika menyentuh isu yang sensitif atau kontroversial.


Fenomena ini juga menunjukkan bahwa respons terhadap kritik dalam musik bisa berubah seiring waktu dan kondisi sosial. Apa yang sebelumnya dianggap berbahaya atau tidak pantas bisa saja diakui sebagai bagian dari kebebasan berekspresi setelah melalui diskusi yang lebih luas. Hal ini membuktikan bahwa seni dan masyarakat selalu berada dalam hubungan yang dinamis, di mana batasan dan kebebasan terus dinegosiasikan.


Pada akhirnya, pertanyaan besar yang muncul adalah: apakah seni harus selalu bebas dari tekanan? Idealnya, seni memiliki ruang yang luas untuk berkembang tanpa adanya intervensi yang berlebihan. Namun, dalam realitas sosial dan politik yang kompleks, seniman dan masyarakat perlu terus berdialog untuk mencari keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab dalam berkarya.kita sekarang dijaman reformasi mestinya berexpresi itu hak semua warga negara dari sudut pandang yang berbeda beda(MUL)



Klik