Kalbar.WARTAGLOBAl.id , Pontianak - Dalam diskusi terbaru itu sebagai narasumbernya adalah Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA, Dosen Magister Lingkungan Untan, mempresentasikan Analisis Banjir di Pontianak, Mengupas Fenomena Banjir tanggal 15 Nopember 2024. Dan, membandingkan dengan kejadian sebelumnya Sutikno S.P., M.Ling dari BMG; Dokter Sidik Handanu Widoyono M.Kes (diwakili), menyampaikan tentang Upaya Penanganan Banjir di Kota Pontianak. Dari BWSK 1 (Badan Wilayah Sungai Kalimantan I) Pontianak, mempresentasikan Kegiatan Penanganan Banjir yang Sudah Dilakukan. Adapun Edi Rusdi Kamtono, M.M., M.T, Walikota 2018-2023, kini terpilih kembali sebagai Calon Walikota periode 2025-2030 (Selamat dan Sukses untuk Pak Edi dan Pak Bahasan) berbicara tentang Permasalahan Banjir di Kota Pontianak yang dari Tahun ke Tahun Selalu Terulang.
Apa-apa yang disampaikan oleh para pembicara memperlihatkan bahwa permasalahan drainase Kota Pontianak terkesan semakin “menjadi-jadi”, dalam kurun setengah abad ini. Namun, penyebabnya pun kian kentara, dan data yang disampaikan pun kian lebih teliti dan detail. Di samping itu juga tampaknya Bappeda Kota Pontianak telah siap dengan konsep upaya penangan banjir di Kota Pontianak.
Dengan hasil diskusi yang terbaru ini tampaknya Bappeda Kota Pontianak, perlu menyusun kembali perencanaan sistem drainase Kota Pontianak sesuai dengan tujuan yang diinginkan, berdasarkan konsep sistem drainase kota pontianak berkelanjutan. Terus melakukan pembangunan, dan perawatan parit-parit / saluran utama, menyesuaikan dengan mengkaji kembali perencanaan yang pernah dilakukan; membenahi /memfungsikan parit-parit yang dulunya menyambung, diantaranya di Jalan Budi Karya, Jalan Sidas, dan sejumlah jalan llainnya. Juga membenahi parit utama Pontianak Timur yang tampaknya tertutup sebagian aakibat pembangunan kembaran Jembatan Kapuas I.
Memperpendek waktu genangan/banjir yan terjadi dengan mendata wilayah-wilayah yang tergenang pada saat ini ketika hujan lebat, air pasang besar, karena pada dasarnya dalam kondisi seperti ini banjir adalah suatu keniscayaan;
Membenahi parit-parit kecil pada wilayah perumahan yang tak berfungsi sebagaimana seharusnya. Mungkin dapat dipertimbangkan penggunaan pompa. Melakukan analisis kinerja saluran/parit yang ada. Memang, tampaknya masalah “paret” tak akan pernah tuntas mengingat kondisi Kota Pontianak. Namun, demikian pembenahan perlu terus dilakukan dengan mengurangi lamanya waktu banjir, dan genangan. Bukankah masalah ini juga, masalah infrastruktur drainase terkait dengan beberapa infrastruktur lainnya, bahkan dengan masalah nonteknis?**
*Penulis adalah purnatugas dosen Fakultas Teknik Untan sejak Agustus 2020, pemerhati masalah teknik sipil, infrastruktur, lingkungan hidup.(MUL)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment