Wartaglobal.id,kalbar-Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh BRICS, sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Pengumuman ini disampaikan oleh pemerintah Brasil pada 6 Januari 2025, menandai Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS.
foto: para pendiri gerakan non- blok (dari kiri ke kanan): Jawaharlal Nehru dari India,Kwame Nkrumah dari Ghana,gamal Abdel Nasser dari Mesir,Sukarno dari Indonesia,Josip Broz Tito dari Yugoslavia.(Mr.online)
Masuknya Indonesia ke dalam BRICS memiliki makna simbolis yang mendalam, mengingat peran historis negara ini dalam gerakan anti-kolonial pada pertengahan abad ke-20. Di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno, Indonesia menjadi motor penggerak dalam perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme. Sukarno mensponsori Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955, yang menjadi tonggak solidaritas negara-negara yang baru merdeka. Selain itu, Indonesia turut mendirikan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, menegaskan posisi netral dalam konflik antara blok Barat dan Timur selama Perang Dingin.
Namun, perjalanan Indonesia tidak selalu mulus. Pada tahun 1965, terjadi kudeta militer yang menggulingkan Sukarno, diikuti dengan pembantaian massal terhadap kaum kiri yang diduga melibatkan dukungan dari pihak asing. Peristiwa ini mengakibatkan tewasnya ratusan ribu hingga jutaan orang dan meninggalkan luka mendalam dalam sejarah bangsa.
Kini, dengan bergabungnya Indonesia dalam BRICS, ada harapan bahwa semangat anti-kolonial dan kemandirian yang pernah diperjuangkan dapat dihidupkan kembali dalam konteks global saat ini. Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa keanggotaan ini sejalan dengan tujuan negara untuk meningkatkan kerja sama multilateral dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Beberapa pihak di Barat mengkhawatirkan kedekatan Indonesia dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Rusia melalui BRICS. Namun, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap politik luar negeri yang bebas dan aktif, tidak memihak pada blok manapun, serta fokus pada kepentingan nasional dan regional.
Dengan demikian, keanggotaan Indonesia dalam BRICS diharapkan dapat memperkuat posisi negara dalam kancah internasional, sambil tetap menghormati prinsip-prinsip yang telah menjadi dasar perjuangan bangsa sejak era anti-kolonial.(Kzn/junaidi)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6d9yRa_QMp2hyphenhyphenvfZtEb4o1q9n-Ld72l_56ldx2KqEGP7fuOUWWi4MNHzLJQJ_4VxzZw9HVEXCK3rG_iNrHUDmN7SiTv-HPBO7MqEMQz4cNXcJvMuzTrDp82_EtNwwZogaGZPLXBBB4y3bMDlV2_q8HWBcyKOO7K6-SxEIRACdUVrWqyPZrYftWHCQv2gL/s16000/text.gif)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment