
Kalbar.WARTAGLOBALid-- Kubu Raya, 8 November 2025, Setelah belasan tahun menunggu dan berjuang tanpa lelah, penantian panjang Waluyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 12, akhirnya berakhir bahagia. Harapannya untuk memiliki ruang belajar yang layak bagi para siswa kini menjadi nyata, setelah bantuan dana pembangunan dari Kementerian Pendidikan resmi dikucurkan ke sekolah tersebut.
Bagi Waluyo, menjadi kepala sekolah bukan hanya soal mendidik dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga memperjuangkan hak siswa-siswi agar belajar di ruang yang aman dan manusiawi.
“Sudah lama kami berharap dan mengajukan permohonan perhatian pemerintah. Kondisi ruang belajar sangat memprihatinkan, tapi kini perjuangan itu mulai terjawab,” tutur Waluyo dengan penuh haru.
SMPN 12 menampung 144 siswa yang terbagi dalam empat tingkatan kelas. Namun, keterbatasan ruang sejak lama menjadi masalah utama. Kelas 7B terpaksa menumpang di ruang laboratorium rusak dan satu ruang siswa menggunakan ruang belajar milik SDN 06 yang berada tepat di sebelah sekolah.
Minimnya bangunan sekolah, dan fasilitas terbatas justru membuat anak-anak tetap bersemangat menimba ilmu.
Kini, harapan itu mulai nyata. Kementerian Pendidikan melalui program bantuan pembangunan sekolah akhirnya menyalurkan dana untuk memperbaiki ruang belajar di SMPN 12.
Pengerjaan proyek dilakukan oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan dengan masa kerja selama 120 hari kalender. Proyek ini diharapkan bisa rampung tepat waktu agar siswa-siswi dapat segera menikmati ruang belajar yang baru dan nyaman.
“Kami berharap pembangunan berjalan lancar, tepat waktu, dan hasilnya bisa benar-benar dimanfaatkan oleh anak-anak kami,” ujar Waluyo.
Masyarakat sekitar pun menyambut gembira langkah pemerintah tersebut.
"Syukur alhamdulillah, akhirnya perhatian datang juga. Semoga kualitas pembangunannya bagus dan anak-anak bisa belajar dengan semangat,” ucap salah satu wali murid.
Waluyo menegaskan, bantuan ini bukan hanya soal gedung baru, melainkan simbol kemenangan dari perjuangan panjang dunia pendidikan di daerah pelosok.
“Ini bukan sekadar pembangunan ruang kelas, tapi pembangunan semangat dan masa depan anak-anak bangsa,” tegasnya menutup wawancara.
Editor : Muchlisin / Tim WGR

