kebijakan Donald Trump untuk Timur Tengah setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat - Warta Global Kalbar

Mobile Menu

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

kebijakan Donald Trump untuk Timur Tengah setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat

Friday, 24 January 2025


Photo pelantikan presiden Donald Trump 

WARTAGLOBAL.id-washington DC-Setelah dilantik kembali sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025, Donald Trump langsung menegaskan posisinya terhadap Timur Tengah melalui sejumlah kebijakan strategis yang kontroversial. Salah satu langkah awalnya adalah menunjukkan dukungan kuat terhadap Israel dengan menandatangani perintah eksekutif yang menguntungkan negara tersebut. Kebijakan ini termasuk penghapusan batasan penjualan senjata ke Israel dan pemberian sanksi kepada International Criminal Court (ICC), yang dianggapnya sering bertentangan dengan kepentingan Israel. Pendekatan pro-Israel ini sejalan dengan kebijakan Trump sebelumnya, termasuk pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel


Selain itu, Trump juga memperluas daftar organisasi yang ditetapkan sebagai kelompok teroris, termasuk Houthi di Yaman. Ia juga mendesak Taliban untuk mengembalikan senjata-senjata AS yang ditinggalkan selama penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan. Kebijakan ini bertujuan untuk mempertegas pengaruh Amerika di kawasan Timur Tengah sambil menekan kelompok-kelompok yang dianggap mengancam kepentingan geopolitik dan keamanan nasional AS.


Dalam isu Palestina, Trump tetap konsisten dengan pendekatan yang menguntungkan Israel. Langkah-langkah yang diambil, seperti mendukung normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab melalui Abraham Accords, menunjukkan bahwa pemerintahan Trump tetap memprioritaskan hubungan bilateral yang memperkuat posisi Israel. Di sisi lain, kebijakan ini dianggap semakin meminggirkan hak-hak Palestina dan merugikan upaya perdamaian dua negara.


photo,pidato setelah dilantik 

Trump juga mengambil langkah-langkah penghentian pendanaan terhadap lembaga-lembaga internasional seperti UNRWA dan WHO. Kebijakan ini memiliki dampak langsung terhadap bantuan kemanusiaan di wilayah Palestina dan kawasan Timur Tengah lainnya yang membutuhkan dukungan. Penghentian dana ini mencerminkan pendekatan "America First" yang menjadi prioritas Trump, meskipun menuai kritik dari banyak pihak karena dinilai memperburuk situasi kemanusiaan.


Sanksi ekonomi kembali menjadi alat utama Trump untuk menekan lawan-lawan Amerika di Timur Tengah. Ia meningkatkan tekanan terhadap Iran dan mendukung kebijakan isolasi terhadap negara-negara atau kelompok yang dianggap sebagai ancaman. Langkah ini menciptakan lebih banyak ketegangan di kawasan, terutama di tengah konflik yang sedang berlangsung antara negara-negara Timur Tengah.


Meskipun ada langkah-langkah yang agresif, Trump juga disebut akan mempertimbangkan pendekatan diplomatik yang lebih strategis. Hal ini dilakukan untuk menghindari eskalasi konflik besar dalam masa awal pemerintahannya. Namun, skeptisisme tetap tinggi karena kebijakan Trump sebelumnya di Timur Tengah sering kali menciptakan lebih banyak ketidakstabilan dibandingkan perdamaian.


Secara keseluruhan, kebijakan Donald Trump di Timur Tengah tampaknya akan melanjutkan pendekatan yang tegas dan kontroversial. Sementara beberapa pihak melihat langkah ini sebagai upaya untuk memperkuat kepentingan nasional AS dan Israel, banyak pula yang mengkhawatirkan dampak jangka panjangnya terhadap stabilitas kawasan. Seiring waktu, efektivitas dan konsekuensi dari kebijakan ini akan semakin jelas terlihat.(MUL)




KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment