Jalur kereta cepat ini direncanakan melintasi kota-kota strategis seperti Pontianak di Indonesia, Kuching di Malaysia, dan Bandar Seri Begawan di Brunei Darussalam. Dengan kecepatan operasional hingga 250 km/jam, waktu tempuh antar kota akan berkurang signifikan. Misalnya, perjalanan dari Pontianak ke Kuching yang biasanya memakan waktu sekitar 8 jam melalui jalur darat, dapat dipangkas menjadi hanya sekitar 2 jam.
Proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung transportasi di Kalimantan, memungkinkan mobilitas manusia dan barang yang lebih cepat dan efisien. Selain itu, proyek ini juga mendukung pengembangan wilayah pedalaman Kalimantan yang selama ini sulit diakses.
Namun, proyek ini menghadapi tantangan seperti kondisi geografis yang menantang dan perlunya kesepakatan lintas negara terkait investasi dan operasional. Pemerintah Indonesia optimistis proyek ini dapat selesai pada tahun 2030, sesuai dengan target awal.
Proyek ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan organisasi internasional. Bank Pembangunan Asia (ADB) disebut-sebut menjadi salah satu lembaga yang siap mendanai sebagian proyek ini.
Dengan hadirnya Kereta Cepat Trans Borneo, diharapkan integrasi ekonomi dan sosial di Pulau Kalimantan semakin erat, menjadikannya simbol persatuan di tengah keragaman wilayah Asia Tenggara.(Kzn)
Sumber: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia di ppid.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment